Instagram

Translate

Wednesday, April 12, 2006

John Howard

John Howard Politisi Ulung AUSTRALIA ternyata kembali memilih John Howard untuk menjalankan roda pemerintahan di negara berpenduduk 20 juta tersebut. Dalam pemilu akbar pekan lalu, pria kelahiran Sydney, 26 Juli 1939 itu berhasil mengungguli rival kuatnya pemimpin Partai Buruh, Mark Latham. Dari 13 juta suara pemilih, 73,3 persen suara ditujukan untuk kemenangan Howard. Dengan demikian, dia masih punya kontrol terhadap kedua majelis parlemen Australia. Dari 150 kursi di majelis rendah DPR Australia, setidaknya 83 kursi adalah milik koalisi Liberal-Nasional. Sedangkan di majelis Senat, kubu Howard akan mendapatkan 38 kursi. Hasil pemilu tahun ini jelas menunjukkan peningkatan bagi kubu Howard dibandingkan dengan hasil pemilu tiga tahun lalu. Setidaknya pemimpin oposisi Latham telah mengakui hal itu, kursi untuk partainya turun dari 64 menjadi 60. Tidak dapat disangkal, di balik sejumlah keputusannya yang cenderung tidak populer, ternyata Howard masih diberi kepercayaan oleh rakyat di negara kangguru tersebut. Howard memang politisi ulung. Di usia senjanya, dia ternyata masih mampu mempertahankan jabatannya sebagai PM Australia untuk keempat kalinya. ”Saya merasa tersanjung dengan ungkapan kepercayaan rakyat Australia yang sangat luar biasa kepada saya. Terima kasih, saya masih diberi kepercayaan memimpin negara besar ini,” kata Howard mengomentari kemenangannya. Sementara Latham menerima kekalahan tersebut dengan tulus. ”Kami memang belum berhasil. Tetapi, saya punya banyak pendukung yang mengatakan bahwa selama ini partai kami telah menjadi oposisi yang sangat kuat. Itu sangat penting untung menjamin kehidupan demokrasi di negara ini. Di mana ada oposisi yang kuat maka demokrasi Australia akan semakin lebih kuat,” ujarnya. Dalam pemilu Australia tahun ini, Latham dan Howard bersaing memperebutkan simpati rakyat dalam sejumlah isu pokok, yaitu ekonomi, pajak, Irak, keamanan nasional, pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan masalah Aborigin. Sayangnya, politikus muda Latham masih kurang pengalaman sehingga membuat rakyat Australia tidak berani untuk memberikan tongkat kepemimpinan di tangan pria yang dikenal temparemental itu. Sementara, kepemimpinan Howard sudah teruji selama tiga termin yang lalu di mana perekonomian Australia maju pesat. Indikator ini bisa dilihat dari menguatnya nilai dolar Australia terhadap dolar AS. Kinerja pemerintahan Howard telah menunjukkan track record yang amat baik dalam bidang ekonomi. Karena itu, rakyat Australia tidak mau beli kucing dalam karung meksi Howard sendiri tidak lepas dari kecaman rakyatnya akibat kebijakan Australia yang pro AS. ** Howard memang tidak takut ketika mengeluarkan sejumlah kebijakannya yang amat tidak populer, seperti mendukung penuh invasi AS ke Irak. Dia sangat loyal terhadap sekutunya tersebut. Tidak heran, selepas pengumuman hasil pemilu yang menunjukkan keunggulannya, pria lulusan Fakultas Hukum Universitas Sydney ini langsung ditelefon Presiden AS George W. Bush yang juga berharap ”berkah yang didapat Howard akan digenggamnya juga pada pemilu AS November mendatang. Sejak pertama kali dia mengambil alih kekuasaan pada tahun 1996, PM John Howard terbukti berhasil membuat Australia semakin kuat. Sebagai pemimpin Partai Liberal yang berkuasa, dia berhasil menjalankan pemerintahan dengan baik. Kritikan tajam yang acap kali ditujukan partai oposisi berhasil dirontokkannya. Dia kukuh membawa tentaranya ke medan perang Irak, padahal masyarakat Australia sangat memprotes kebijakannya tersebut. Gelombang protes antiperang tersebut benar-benar sangat besar sebagaimana penulis saksikan ketika studi di sana pada tahun lalu. Jalanan di pusat-pusat kota di Australia dipenuhi oleh massa dari sejumlah universitas, NGO, dan lembaga lainnya, yang memprotes keras kebijakan Howard yang mendukung invasi AS ke Irak. Namun, Howard tetap tidak bergeming dari keputusannya itu. Memang pada akhirnya opini masyarakat Australia yang antiperang itu seperti terkalahkan ketika perang berakhir menunjukkan tidak ada korban dari pihak Australia. Selama pemerintahannya pada tiga termin lalu, pemerintahan Howard telah menghasilkan sejumlah keputusan yang cukup signifikan bagi kelanjutan kehidupan 20 juta penduduk di negara kangguru tersebut. Howard berhasil membuat sejumlah UU dalam bidang perdagangan dan kesejahteraan, kontrol penggunaan senjata, kepemilikan tanah milik orang-orang Aborigin, yang dalam proses pembuatannya tersebut mendapat kecaman keras dari rakyatnya. Selain pembuatan UU yang kontroversial itu, Howard juga diprotes atas pandangannya yang keras terhadap para pencari suaka di negara yang mayoritas penduduknya berasal dari golongan tua itu. Khususnya pada tahun 2001, ketika Howard menolak masuk 400 migran yang datang ke negaranya melalui kapal kargo berbendera Norwegia. Memang, selama ini ada kecenderungan, pemerintahan Howard dilanda perasaan xenophobhia. Meski dikritik sejumlah kelompok HAM, aksi Howard senantiasa mendapat dukungan dari banyak kelompok kelas menengah Australia. Keberhasilan intervensi Australia di Timor Timur dan Kepulauan Solomon mendatangkan pujian dari dalam negeri dan juga internasional. Kepercayaan Selama masa kampanyenya, Howard tak henti-hentinya meminta dukungan rakyat Australia untuk memberikan kepercayaan kepadanya sebagai PM ke-26 agar dia bisa melanjutkan sejumlah programnya dalam melindungi bumi Australia dari ancaman terorisme global dan juga meningkatkan perekonomian Australia. Meningkatnya perekonomian Australia dibawah pemerintahan Howard memang terbukti dan diakui oleh rakyatnya. Angka pengangguran yang rendah, nilai ekspor yang tinggi telah memberikan manfaat yang banyak bagi kesejahteraan seluruh rakyat Australia. Dia mengatakan bahwa kebanggaan Australia adalah keberhasilan negara itu dalam mencapai kemakmuran ekonomi dan kesediaan negara tersebut melawan ekstremisme. ”Kami telah memenuhi janji dengan membuat ekonomi Australia semakin kuat, bunga yang rendah, lowongan pekerjaan yang banyak, kenaikan gaji, penurunan pajak, reformasi di bidang industri, dan banyak hal lainnya,” kata Howard dalam salah satu kampanyenya seperti dikutip Radio ABC. ** Karier politik Howard Kota Sydney adalah tempat penting dalam kehidupan Howard. Selain dilahirkan di kota tersebut pada 26 July 1939 dari pasangan pengusaha pom bensin, di kota itu pula karier politiknya dibangun. Pada usia 18 tahun, Howard remaja bergabung menjadi anggota Pergerakan Liberal Muda dan dia juga aktif di kegiatan politik mahasiswa Universitas Sydney. Pada 1962, dia diterima bekerja di Kejaksaan Agung New South Wales dan melanjutkan kariernya sebagai pengacara di salah satu firma hukum di Sydney. Pada saat itulah, dia bertemu Janette, seorang guru, yang kemudian dinikahinya dan dari hasil perkawinannya itu, Howard mendapatkan tiga anak. Dia mulai terjun secara resmi di arena politik pada 1974 ketika dia mendapat kursi untuk daerah Bennelong. Satu tahun kemudian, tepatnya selepas kemenangan besar Partai Liberal di bawah pimpinan Malcolm Fraser pada 1975, karier politik Howard pun melesat jauh dan akhirnya ia berhasil terpilih sebagai deputy pemimpin Partai Buruh pada tahun 1982. Tiga tahun kemudian, yaitu pada 1985, dia terpilih menjadi pemimpin Partai Liberal. Pada tahun 1989, dia menjadi pemimpin partai oposisi akibat kalah dari pemimpin Partai Buruh Andrew Peacock. Tetapi, Howard berhasil mengembalikan kekuasaan ke tangan Partai Liberal setelah Alexander Downer mengundurkan diri pada 1995. Segera setelah itu, Howard membentuk koalisi dengan Partai Nasional. Hasilnya memang luar biasa, pada pemilu Maret 1996, Partai Liberal menang telak atas partai Buruh dan keberhasilannya itu menghantarkannya menjadi PM Australia ke-25. Selanjutnya, dia terus memimpin koalisi Liberal-Nasional meraih kemenangan berikutnya secara beruntun pada 1998, 2001, dan 2004. Di usia 65 tahun di mana saat itu banyak orang yang menantikan masa pensiun dengan jaminan sosial yang tinggi, Howard justru masih sibuk dalam kiprah politiknya. Seperti Howard, dua rekannya dari dua negara besar di dunia, Tony Blair dan George Bush, kini tengah mengincar kemenangan yang sama seperti yang diperoleh Howard. Sejumlah pengamat menyebutkan bahwa pemilu Australia adalah referendum pertama bagi tiga pemimpin dunia yang melaunching invansi ke Irak pada Maret 2003 lalu. Howard adalah pemimpin petama yang berhasil membuktikan bahwa kebijakannya yang mendukung perang Irak tidak berpengaruh terhadap kelangsungan jabatannya sebagai PM untuk keempat kalinya. Apakah George Bush dan Tony Blair akan bernasib baik juga seperti Howard. Kita lihat saja hasilnya dalam beberapa pekan mendatang. Yang jelas, dengan kemenangan Howard ini, bangsa Indonesia berharap, Australia dapat lebih memaknai hubungannya selama ini dengan negara-negara tetangga di sekitarnya termasuk dengan Indonesia. Jangan sampai mengabaikan keberadaan negara-negara Asia, yang secara geografis, letaknya dekat dengan Australia. Bagaimanapun, Australia hidup di tengah-tengah orang Asia bukan Eropa atau Amerika. Jadi, sudah seharusnya Australia lebih peka dan menjaga sikapnya dalam berhubungan dengan tetangganya Asia (Huminca/”PR”) Pikiran Rakyat Rabu, 13 Oktober 2004

No comments:

Post a Comment