Instagram

Translate

Thursday, May 11, 2006

Anwar and Asia

Anwar, ”ASEAN Plus itu Propaganda” SOSOK mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, ternyata masih begitu melekat di hati masyarakat Indonesia termasuk di Bandung. Buktinya, sejak tiba di Indonesia pada 6 Desember lalu, Anwar disambut dengan sangat hangat. Bahkan di Bandung, ratusan mahasiswa berkumpul di Aula Timur ITB untuk mendengarkan ceramahnya mengenai masalah kebangkitan bangsa-bangsa Asia serta reformasi dan dinamika perubahan di Asia. Meski aktivitas politiknya pernah membuat Anwar dicabut kebebasannya oleh Pemerintah Malaysia, hal ini tidak lantas mengurangi komitmen Anwar terhadap perjuangan untuk menegakkan HAM, demokrasi, dan kebebasan di Asia. Dia menilai pemerintahan Asia yang umumnya otoriter telah membuat rakyat menderita, korupsi merajalela, kemiskinan, dan penyakit sosial lainnya. Di sela-sela agendanya yang sangat padat ketika mengunjungi Kota Bandung, wartawan "PR" Huminca Sinaga dan Zaky Yamani beruntung dapat mewawancarai secara khusus tokoh reformasi Malaysia yang baru saja dibebaskan pada 2 September lalu setelah mendekam di penjara Malaysia selama 6 tahun. Berikut petikan wawancaranya. Bagaimana menurut Anda konstelasi politik global ke depan di era Amerika Serikat yang lebih suka mengambil tindakan unilateral? Sangat tidak menyenangkan. Sangat menimpangkan. Menjalankan dialog adalah sangat penting untuk mengatasi sejumlah persoalan politik global saat ini. Sementara itu, negara-negara Asia yang terkenal dengan rezim otoriternya harus melakukan pembersihan diri dari tindak korupsi yang memang di negara-negara Asia, tidak dapat disangkal, korupsi berkembang begitu pesat. Penguatan demokrasi, penghargaan terhadap HAM, kerja sama multilateral, good governance merupakan hal yang sangat penting untuk diimplementasikan di seluruh negara di dunia ini, sehingga dunia yang aman dan damai pun akan tercipta. Selama ini, gaung Malaysia amat dikenal di kancah politik global. Melalui debat-debat politiknya dengan sejumlah pemimpin negara-negara Barat, Mahatir Muhammad telah mempopulerkan 'Asian values'. Jika dikaitkan dengan kepemimpinan PM Abdullah Badawi saat ini, bagaiman Anda melihat kepemimpiann Badawi ke depan? Saya setuju dengan sikap Badawi yang mempromosikan antiimperialisme di level internasional. Tetapi, hal-hal yang busuk di ladang rumah sendiri harus juga dibersihkan. Take care your own backyard! Apa yang digaungkan di luar harus seirama dengan apa yang dilakukan di dalam. Jangan hipokrit. Diktator yang paling efektif itu adalah semua yang antiimperialisme. Mugabe, Hitler, Stalin adalah orang-orang yang antiimperialisme, tetapi mereka ini justru yang membuat rakyat di negara mereka menderita. Jutaan rakyat mati sia-sia di bawah rezim mereka. Berkaitan dengan nilai-nilai HAM yang universal, apakah keberadaan Asian Values tidak konflik dengan keberadaan nilai-nilai HAM yang universal karena di Asia sendiri kita mengenal 'cultural relativism'? Pada hemat saya, pemahaman tentang konsep Asian Values yang mempertahankan sistem yang otoriter dan menekan, serta menafikan hak asasi, itu tidak boleh dipertahankan baik dari segi ilmiahnya, akademiknya, atau sejarahnya. Pasalnya, para pemikir Asia yang wise, sejak dulu tidak pernah menghina hak asasi rakyat. Dan, dignity manusia itu adalah kebanggaan yang integral dari Asian Values. Jadi, saya menganggap Asian Values itu, bahkan lebih kuat pijakannnya untuk mempertahankan demokrasi, kebebasan, dan human rights. read more http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/1204/09/0108.htm

No comments:

Post a Comment