Komisi Penanggulangan AIDS
ICAAP ke-9 di Bali 9-13 Agustus 2009
JAKARTA, JUMAT - Indonesia akhirnya terpilih menjadi tuan rumah Kongres Internasional AIDS di Asia dan Pasifik (ICAAP) ke-9 setelah memenangkan proses tender dari Cina, Korea dan Vietnam. Kongres ICAAP ke-9 akan diselenggarakan di Bali, 9-13 Agustus 2009.
"ICAAP ini menjadi forum untuk saling berbagi pengalaman di kalangan pengampu kepentingan isu HIV, hikmah ajar dalam berbagai inisiatif penanganan epidemi ini, penemuan baru dari berbagai kegiatan penelitian, serta berbagai ketrampilan yang diperlukan baik oleh kalangan medis maupun aktivis HIV," kata Ketua Panitia Penyelenggara ICAAP ke-9 Zubairi Djoerban di Jakarta, Jumat (13/6). ICAAP ke-9 Jumat ini diluncurkan oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat sekaligus Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Nasional Aburizal Bakrie di kantor Menko Kesra.
Tema yang diangkat dalam ICAAP ke-9 ini adalah Empowering People, Strengthening Network (Pemberdayaan Masyarakat dan Penguatan Jaringan). Menurut Zubairi Djoerban, tema ini mewakili agenda besar dalam upaya penanggulangan HIV di wilayah Asia dan Pasifik, termasuk Indonesia.
Sudah banyak bukti bahwa upaya pencegahan dan penanggulangan HIV sangat efektif jika melibatkan Orang dengan HIV/AIDS, komunitas rentan serta terdampak HIV, dan seluruh lapisan masyarakat. Walaupun keterlibatan itu hanya mungkin jika mereka telah melakukan upaya pemberdayaan diri.
Agenda penting
Ketua Komisi KPA Nasional Aburizal Bakrie menyatakan, Epidemi HIV adalah salah satu agenda penting pemerintah Indonesia. HIV adalah penyebab utama kematian di beberapa negara Asia dan Pasifik. Sekarang ini hampir lima juta orang terinfeksi HIV dan 300.000 orang meninggal karena HIV.
"Para ahli memperkirakan tanpa adanya intervensi maka pada tahun 2020, sebanyak delapan juta orang akan terinfe ksi dan HIV akan menjadi penyebab utama kematian penduduk usia produktif. Hal ini juga akan mengakibatkan biaya kesehatan meningkat menjadi 2 dollar AS per tahun," kata Aburizal Bakrie.
Pada tahun 2010 di Indonesia, diperkirakan ada 400.000 orang terinfek si HIV dan 100.000 kematian disebabkan oleh HIV. Tanpa ada intervensi yang cukup, maka pada tahun 2015 sebanyak 1 juta orang akan terinfeksi, 350.000 orang meninggal karena HIV dan 38.500 kasus HIV pada anak.
Terkait masalah pendanaa, menurut Aburizal Bakrie, hal itu masih menjadi tantangan bagi Indonesia. Harus diakui bahwa hingga saat ini baru sekitar 30 persen dari total kebutuhan dana penanggulangan HIV yang disediakan oleh pemerintah.
Namun ini tidak berarti komitmen pemerintah rendah. Sebagai bukti, anggaran yang disedikan oleh pemerintah daerah untuk penanganan epidemi HIV meningkat tajam.
"Di tingkat provinsi, anggaran untuk HIV meningkat dari Rp 8 milyar di tahun 2004 menjadi Rp 57 milyar pada tahun 2007. Ini terjadi pada 23 dari 33 provinsi di Indonesia," kata Aburizal Bakrie.