Instagram

Translate

Friday, July 15, 2011

Ratu Atut : Gubernur Banten Koruptor dan manipulator?

Well, I am confused after reading this article. Everyone reading the article below will conclude that she is a corruptor and manipulator. She has abused her position as the Banten Governor. However, she hasn't been charged according to the existent law? How come she has been proved of doing corruption, but she is still on power......I live in a weird country where corruption and manipulation are OK. Most leaders here are so corrupted...the worst and scariest things, they use religions too to manipulate. As far as I know..they mirror themselves as religious leaders..but on the other hand they corrupt and they abuse power....what a hypocrite! I think I live in the wrong country...

rakyatmerdekaonline.com - SBY Akui Ekonomi Banten Paling Rendah

 

Cerita tentang akrobasi pembangunan yang dilakukan di Provinsi Banten sampai juga di telinga Presiden SBY. Setelah mendengarkan hal itu, SBY membenarkan bahwa ekonomi pembangunan Banten masih yang paling rendah setelah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Bedanya, Banten adalah provinsi yang memiliki kekayaan alam melimpah. Sementara NTT dikenal sebagai salah satu provinsi dengan potensi kekayaan alam yang minim.

Cerita tentang akrobasi pembangunan di Banten itu disampaikan ekonom dari Universitas Tirtayasa (Untirta) Banten, Dahnil Anzar yang juga Ketua Bidang Tani dan Nelayan PP Pemuda Muhammadiyah, yang bersama sembilan pengurus PP Pemuda Muhammadiyah bertemu dengan Presiden SBY di Istana Negara, Kamis siang (20/1).

Dahnil adalah penulis buku “Akrobat Pembangunan” yang mencermati proses pembangunan Banten yang menurutnya sarat dengan manipulasi dan otak-atik angka indikator pembangunan. Otak-atik angka ini, demikian Dahnil, memang sukses memperlihatkan kesan bahwa pemerintah Banten berhasil maksimalisasi pembangunan. Namun di sisi lain justru mengabaikan substansi pembangunan.

Kepada SBY, Dahnil mencontohkan angka pengangguran di Provinsi yang dipimpin Ratu Atut itu. Pemerintah Banten, menurutnya, menggunakan metode yang tidak biasa untuk mengukur tingkat pengangguran di Banten, yakni jumlah pengangguran terbuka dibagi jumlah penduduk Banten.

“Semestinya, untuk menghitung angka pengangguran yang dilakukan adalah membagi jumlah pengangguran terbuka dengan jumlah angkatan kerja,” ujar Dahnil sambil menambahkan angka yang dipublikasikan pemerintah Banten berbeda dengan angka yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS).

SBY yang mendengarkan penjelasan Dahnil terlihat mengangguk-angguk dan membenarkan bahwa Banten merupakan salah satu provinsi yang memiliki performa perekonomian terendah di Indonesia. SBY pun keberatan dengan penggunaan cara-cara seperti yang disampaikan Dahnil itu.

“Jangan karena mau Pilkada maka dibikin bagus, agar nanti terpilih dan memimpin lagi,” ujar SBY sambil mengucapkan terima kasih atas laporan yang disampaikan Dahnil. SBY juga meminta agar pemuda berperan aktif untuk ikut mengawasi jalannya roda pemerintahan daerah, termasuk di Banten.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa yang juga hadir mendampingi SBY dalam pertemuan itu pun tak mau ketinggalan. Di saat Dahnil menjelaskan berbagai hal yang ditemukannya di Banten, Hatta membuka-buka iPad di pangkuannya. Tak lama ia menegakkan kepala dan berkata, “Benar, pembangunan ekonomi Banten yang terendah di Indonesia.” [guh]

 

No comments:

Post a Comment