Instagram

Translate

Friday, February 18, 2011

Protes membuat lahirnya sejumlah ideologi alternatif selain Islam

Meningkatnya aksi gelombang protes anti-pemerintah di sejumlah negara Timur Tengah dan Afrika Utara, menunjukkan adanya semangat baru dikalangan warga tersebut. Dalam hal ini, keberhasilan gerakan rakyat menumbangkan rezim lalim di Tunisia dan Mesir, berhasil membangkitkan kesadaran warga Arab untuk melawan pemimpin mereka yang diktaktor itu. Sebut saja di Libya, keadaan dua bulan lalu sungguh berbeda dengan saat ini. Tidak pernah ada teriakan dari rakyat melawan dan mengkritik Gaddaffi. Aksi ini baru muncul setelah Mubarak lengser. Demo besar-besaran pun baru diluncurkan pada 17 Februari lalu. Sebelumnay, keadaan Libya, kata kolumnis Muhammad min Libya, relatif "stabil". Tidak heran jika dikatakan imbas peristiwa yang terjadi di Tunisia dan Mesir memang begitu dahsyat. Hanya dalam hitungan hari, efeknya menyebar ke seluruh jazirah Arab. Rakyat yang selam apuluhan tahun "tertidur", tiba-tiba bangun dengan kesadaran baru, mendesak para pemimpin mereka yang korup itu mundur. Tuntutan mereka ini harga mati.
Jika kita telisik, memang agak menakjubkan, bangkitnya kesadaran rakyat Arab itu begitu cepat. Selama ini, yang namanya pihak oposisi pemerintah di jazirah Arab, dapat dikatakan hampir tidak ada,. Selain kelompok Persaudaraan Muslim yang selama ini menjadi oposisi terlama dalam sejarah Mesir dan dunia Arab lainya, tidak ada kelompok serupa yang bersikap membenci pemerintah. Namun, kini di berbagai daerah di Timur Tengah, seperti Bahrain, Libya, Yaman, Mesir, rakyat setempat begitu lantang meneriakkan ketidaksukaannya pada pemerintah. Bukan hanya verbal saja, tetapi diikuti juga dengan tindakan, yakni berdemonstrasi berhari-hari tanpa lelah menuntut status quo yang ada selama ini berubah.
Dengan demikian, kini, dengan bangkitnya era aktivis di Arab,  Ikhwannul Muslimin tidak lagi menjadi oposisi sendirian. Banyak kelompok  lain juga berani melawan para pemimpin di Arab. Oleh karena itu, dapat dikatakan, di era protes anti-pemerintah yang melanda dunia Arab, gerakan para aktivis di Arab kini menjadi alternatif di samping gerakan bernuansa Islam. (Huminca/"PR")

No comments:

Post a Comment