Instagram

Translate

Tuesday, May 04, 2010

epidural hemorrhage and talk and die syndrome

Talk and Die syndrome (click this link to go to the source)
Setelah jatuh atau cidera kepala ringan seringkali orang menganggapnya bukan hal serius. Apalagi jika si korban merasa baik-baik saja dan masih bisa ngobrol. Tapi ada kejadian jatuh sebentar masih bisa bicara dan satu jam kemudian tewas.

Itulah yang dinamakan Talk and Die syndrome. Cedera yang dianggap kecil di kepala bisa menyebabkan perdarahan yang berujung pada kematian otak.

Kondisi ini dialami oleh aktris kelahiran Inggris Natasha Richardson (45 tahun) pada tahun 2009. Satu jam setelah terjatuh saat sedang bermain ski, ia mengeluh mengalami sakit kepala yang parah dan berada dalam kondisi kritis.

"Sebelum mengalami sakit kepala dan kritis ia tidak menunjukkan adanya tanda-tanda cedera. Dia masih bisa berbicara dengan normal dan tampak baik-baik saja," ujar Lyne Lortie, juru bicara dari Mont Tremblant, seperti dikutip dari Scientificamerican, Selasa (4/5/2010).

Setelah terjatuh petugas memintanya untuk melakukan pemeriksaan, tapi ia menolak dan memilih untuk beristirahat di kamar hotelnya.

Tapi satu jam kemudian ia mengeluh sakit kepala parah dan Richardson langsung diterbangkan dengan pesawat jet pribadi ke Lenox Hill Hospital di Manhattan.

Namun kondisinya sudah tidak tertolong lagi dan ia tidak bisa bertahan hidup. Saat itu tidak ada yang bisa percaya atas apa yang terjadi, dalam seketika ia harus meninggal akibat kematian otak.

Kondisi ini memperingatkan bahwa pukulan kecil di kepala bisa mengakibatkan perdarahan parah yang memicu stroke, kematian jaringan otak dan salah satunya adalah talk and die syndrome yang dialami oleh Richardson.

Apa itu talk and die syndrome?

Talk and Die syndrome adalah salah satu sindrom yang jarang terjadi, biasanya muncul setelah mengalami cedera kepala.

Beberapa jam setelah mengalami cedera kepala, seseorang akan terlihat baik-baik saja dan tidak menunjukkan tanda-tanda gegar otak atau perdarahan. Seseorang masih bisa berjalan atau berbicara dengan normal serta tidak ada gejala kerusakan saraf.

Tapi karena kondisi ini berlangsung terus tanpa ada pengobatan, maka kondisi korban bisa tiba-tiba menjadi lebih buruk dan kerusakan yang terjadi mungkin sudah parah dan sulit disembuhkan.

Dalam kasus ini seseorang yang tadinya bisa berbicara normal akan mengalami koma atau tidak sadarkan diri. Dan jika perdarahan yang terjadi di otak sudah semakin parah bisa berisiko pada kematian.

Beberapa orang ada yang memiliki risiko lebih besar terhadap talk and die syndrome, yaitu orang yang menggunakan obat pengencer darah. Jika mengalami cedera kepala ringan bisa memicu terjadinya perdarahan dalam waktu beberapa jam.

Kebanyakan kasus, jenis kerusakan otak yang terjadi dalam talk and die syndrome disebut dengan perdarahan epidural (epidural hemorrhage) atau epidural hematoma. Otak manusia dipisahkan dari tengkorak oleh dura matter.

Ketika cedera otak terjadi, darah dapat bocor ke dalam ruang antara dura matter dan tengkorak. Pada tingkat kebocoran tertentu dapat meningkatkan tekanan di otak yang akhirnya menyebabkan kematian otak.

Salah satu ciri dari talk and die syndrome yang berhubungan dengan hematoma epidural adalah lucid interval. Tepat setelah cedera terjadi seseorang akan kehilangan kesadarannya, lalu sadar kembali dan tampak baik-baik saja. Tapi pada kenyataannya tidak seperti itu, orang tersebut harus mendapatkan perawatan untuk menyingkirkan perdarahan di otak.

Jika lucid interval ini didiagnosis dengan tepat, maka operasi otak bisa dilakukan untuk menghentikan perdarahan dan melepaskan tekanan yang ada. Sehingga dapat meningkatkan kelangsungan hidup secara signifikan dan dapat melalui proses pemulihan yang lengkap.

Orang yang mengalami talk and die syndrome biasanya tidak memiliki keluhan apapun setelah terjatuh dan ia akan merasa baik-baik saja, sehingga kondisi ini seringkali terabaikan.

Padahal cedera kepala apapun yang terjadi sebaiknya tidak dianggap ringan. Karena terkadang perdarahan yang terjadi di otak tidak terlihat tapi bisa berakibat fatal.


No comments:

Post a Comment