Sri Murni’s Blog » Computed Tomography Scan (CT Scan)
CT SCAN
CT scan adalah test diagnostik yang memiliki informasi yang sangat tinggi. Tujuan utama penggunaan ct scan adalah mendeteksi perdarahan intra cranial,les yang memenuhi rongga otak (space occupy ng les ons/SOL), edema serebral dan adanya perubahan struktur otak. Selain itu Ct scan juga dapat digunakan dalam mengidentifikasi nfark ,hidrosefalus dan atrofi otak.
Ct Scan digunakan sejak tahun 1970 dalam alat bantu dalam proses diagnosa dan pengobatan pada pasien neurologis.Gambaran Ct Scan adalah hasil rekonstruksi komputer terhadap gambar X-Ray.Gambaran dari berbaga lapisan secara multiple dilakukan dengan cara mengukur densitas dari substansi yang dilalu oleh sinar X.
CT Scan digunakan di dalam kedokteran sebagai alat diagnostik dan sebagai pemandu untuk prosedur intervensi .Kadang-kadang membandingkan material seperti kontras yang diodinas kedalam pembuluh darah .Ini berguna untuk menyorot struktur seperti pembuluh darah yang tidak akan sulit untuk menggambarkan jaringan sekitarnya. Penggunaan material kontras dapat juga membantu ke arah memperoleh informasi fungsional tentang jaringan / tisu.
PRINSIP KERJA SERTA RUAG LINGKUP CT SCANNER
Peralatan CT terdiri atas banyak komponen yang merupakan perpaduan antara beberapa sistem. Sistem tersebut adalah :
· Sistem scanning
· Sistem pengolahan data
· Sistem pencatatan gambar.
Komputer berperan pada sistim pengolahan data. Sistem scanning pada CT pada dasarnya sama dengan tomografi konvensional yaitu sebuah tabung sinar-X dan film yang bergerak dengan obyek yang statis. Bedanya adalah pada CT fungsi film digantikan oleh sebuah detektor. Obyek yang diam merupakan titik pusat dari sebuah lingkaran yang merupakan lintasan dari tabung sinar-X dan detektor yang terletak berhadap-hadapan.
Pengambilan gambar (eksposi) dilakukan oleh tabung sinar-X dan detektor yang bergerak secara sinkron sebanyak 360 derajat, atau 180 derajat pada generasi terdahulu. Sinar X yang telah mengalami atenuasi (perubahan intensitas sesuai dengan sifat jaringan yang dilaluinya) didalam obyek diteruskan ke detektor. Ditektor yang digabung dengan photo multifier tube (PMT) menghasilkan raw data yang yang kemudian dikirim ke komputer untuk mengalami pengolahan.
Komputer itu sendiri terdiri atas Arithmatic Logic Unit (ALU) dan Central Processing Unit (CPU). Raw data yang berupa signal listik harus diubah dulu kedalam data-data digital untuk kemudian dilakukan perhitungan logaritmik ke dalam ALU. Selanjutnya data-data digital diolah dalam CPU sehingga hasil akhirnya dapat berupa gambaran pada TV monitor, serta dapat pula diambil pencatatan gambar melalui film radiografi, magnetic tape / disc dan lain sebagainya. CT Scan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan pemeriksaan radiologik konvensionil, karena dengan CT Scan-ner bisa didapatkan gambaran potongan obyek, dalam hal ini pasien, secara menyeluruh tanpa superposisi (tumpang tindih) dengan organ-organ lain.
Peningkatan teknologi CT Scan adalah menurunkan dosis radiasi yang diberikan, menurunkan lamanya waktu dalam pelaksanaan scaning dan peningkatan kemampuan merekonstruksi gambar. Sebagai contoh,untuk l hati di penempatan yang sama dari suatu sudut berbeda telah meningkat dari waktu ke waktu. Meski demikian, dosis radiasi dari CT meneliti beberapa kali lebih tinggi dibanding penyinaran konvensional .
Gambaran jaringan pada CT Scaan
Jaringan
Hounsfield Unit
Warna
Udara
Lemak
Cairan serebrospinal
Otak
Darah
Tulang
-1000
-100
0
30
100
1000
Hitam
Hitam
Hitam
Abu - abu
Putih
Putih
APLIKASI PADA KLINIS
Pada cranial :
* Diagnosa dari cerebrovascular accidents dan intracranial hemorrhage
* Mendeteksi tumor
* Mendeteksi peningkatan intracranial pressure sebelum dilakukan lumbar puncture atau evaluas fungs ventriculoperitoneal shunt.
* Evaluasi fraktur wajah atau kranial
* Pada kepala/leher/wajah/mulut CT scanning digunakan pada rencana operasi bagi deformitas kraniofasial dan dentofasial serta evaluasi tumor sinus, nasal, orbital, dan rencana rekonstruksi implant dental.
Pada dada
* Mendeteksi perubahan akut ataupun kronik parenklim paru
* Evaluasi proses intrestitial kronik (emfisema,fibrosis)
* Evaluasi mediatinum dan limfadenopat menggunakan kontrast per IV
* Metode pemeriksaan utama pada embol paru,dan disecsi aorta menggunakan kontras IV
Pada abdomen dan pelvik
* Diagnosa pada batu ginjal,apendisitis, pankreatitis, diverkulitis,anerisma aorta abdomen,obstruksi usus
* Pilihan pertama mendeteksi trauma menelan benda solid
* CT scan bukan pilhan utama pada pelvik, pilhan pertama adalah ultrasonografi
Pada Ekstremitas
* Digunakan pada fraktur kompleks
DIAGNOSA
Pelaksanaan CT Scan sendiri tIdak memiliki bahaya yang fatal kecual pada dosis radiasi yang tinggi atau telah terakumulasi .Sedangkan bahaya sesungguhnya dapat terjadi pada penggunaan kontrast. Diagnosa yang dapat muncul adalah resiko trauma b.d iritasi dan alergi akibat pemberian benda kontras
Sebagai sebuah alat yang asing maka CT Scan juga dapat memunculkan rasa cemas pada klien.,pada klien dengan resiko tertentu ini akan membahayakan dirinya.
INTERVENSI
* Kaji adanya alergi terhadap zat kontras
* Berikan informasi yang jelas dan lengkap tentang CT Scan termasuk prosedur pemeriksaannya
* Jelaskan tentang adanya pemberian kontras
* Pindahkan alat bantu yang mengganggu sebelum pemeriksaan
* Ajarkan klien gejala pada reaksi alergi (takipnea, distress pernafasan, urti karia, mual dan muntah)
No comments:
Post a Comment