Setelah mencetak rekor tertinggi di US$1,430.95/toz pada tanggal 7 Desember yang lalu, harga emas dominan mengalami tekanan dan telah melemah sekitar US$100/toz sampai penutupan akhir bulan ini. Emas turun ke posisi terendah dalam tiga bulan terakhir menyusul maraknya aksi ambil untung pelaku pasar yang ditingkahi kekhawatiran pada pengetatan moneter lebih lanjut dari Cina yang memicu koreksi pada harga-harga komoditas.
Sejak tahun 2000, harga emas pernah 4 kali bertahan diatas MA-50 (moving average selama 50 hari perdagangan terakhir) sepanjang lebih dari 100 hari perdagangan, termasuk kenaikan yang baru saja terhentikan pada tanggal 5 Januari setelah 105 hari perdagangan.
Tabel dibawah ini menunjukkan bagaimana pergerakan harga emas sesudah pemecahan MA-50. Meskipun emas memang tidak mengalami penurunan signifikan yang lebih lanjut pada periode berikutnya, harga emas hanya terlihat membaik setelah beberapa bulan.
Tanggal pemecahan MA-50 | Jumlah hari diatasnya | 1 bulan | 3 bulan | 6 bulan | |
1 | 21/03/2008 | 148 | -3,33% | 1,68% | 9,67% |
2 | 01/07/2002 | 139 | -2,16% | -3,82% | -1,88% |
3 | 05/01/2011 | 105 | |||
4 | 22/12/2009 | 103 | 1,40% | 2,12% | 15,86% |
Lalu mungkin cukup menarik juga apabila kita meneliti berapa hari berlalu antara penembusan MA-50 dan pencapaian kembali level tertingginya. Tabel dibawah ini memperlihatkan bahwa pada tiga kejadian sebelumnya antara 5 hingga 18 bulan diperlukan.
Seandainya kita menambahkan lima bulan ke 7 Desember 2010, kita dapat berasumsi harga emas kemungkinan tidak akan mencetak sebuah rekor terbaru sebelum Mei 2011.
Tangal Pencatatan Level tertinggi | Nilai | Tanggal Pencapaian Level Terbaru | Jumlah Hari | |
1 | 13/03/2008 | 995.30 | 07/09/2009 | 535 |
2 | 31/05/2002 | 326.55 | 12/12/2002 | 195 |
3 | 07/12/2010 | 1,430.95 | ||
4 | 02/12/2009 | 1,215.90 | 11/05/2010 | 160 |
Maka boleh disimpulkan emas diperkirakan akan mengalami konsolidasi selama kuartal pertama 2011 dari penguatannya tahun lalu. Meskipun demikian ketidakpastian global yang meliputi kekhawatiran krisis Eropa dan juga program kelanjutan pembelian obligasi AS – yang lebih dikenal sebagai quantitative easing – dari the Fed, mendasari ekspektasi pasar terhadap potensi kelanjutan kenaikan harga emas pada tahun ini.
Sementara dalam jangka panjang, longgarnya kebijakan moneter dalam berbagai negara maju bisa memicu naiknya inflasi dan lemahnya mata uang utama terhadap emas.
Kapan waktu yang tepat untuk beli?
“Gold could rocket higher when it is widely accepted that it is the only real and trustworthy money, money that needs no counter-party and that gold is the only money that has no counter-party.
Gold is wealth on its own. Every nation in the world can collapse and gold will still represent unquestioned and eternal wealth.”
-Richard Russell-
Berdasarkan grafik diatas, koreksi rata-rata dalam harga emas sejak 2001 adalah 12,8%. Jadi dari level tertingginya di US$1,430.95/toz, sebuah koreksi sebesar 12,8% dapat menekan harga emas ke US$1,247.80/toz.
Namun, jika kita tidak memperhitungkan dua koreksi terkecil maupun terbesar, koreksi rata-rata malahan menjadi 8,74% … yang bisa menyebabkan pelemahan emas sampai US$1,305.90/toz.
Tetapi kalau Anda mempercayai, seperti saya sendiri, bahwa kita akan menyaksikan sebuah mania atau “kegilaan” pada suatu saat, kenaikan terbesarnya sama sekali belum terjadi.
Sebagai catatan, selama Mania Phase pada bull market terakhir, emas meroket 128,5% dari 8 Oktober 1979 hingga 21 Januari 1980.
Kondisi teknikal terkini
Perdagangan emas pekan lalu sangat fluktuatif dimana harganya bergerak dalam kisaran antara US$1,308.70/toz dan US$1,353.00/toz. Seperti dapat Anda lihat pada grafik harian dibawah ini, emas telah mencatat penurunan 4 pekan berturut-turut – yang merupakan koreksi mingguan terlamanya dalam setahun terakhir – meskipun berhasil rebound pada hari Jumat lalu.
Kenaikan sebesar 2% tersebut berhubungan dengan kekhawatiran bahwa kerusuhan yang sedang berlangsung di Mesir akan menyebar ke seluruh Timur Tengah, sehingga investor cenderung memburu aset-aset yang lebih aman.
Baik RSI (Relative Strength Index) maupun MACD (Moving Average Convergence-Divergence) dalam grafik tersebut telah mencapai level yang relatif oversold, dan mengindikasikan emas mendekati level terendahnya.
Juga grafik berikut ini dengan Fibonacci retracements menunjukkan emas sudah memasuki BUYING ZONE pekan yang lalu, dimana investor dapat mencari titik beli antara US$1,261.59/toz dan US$1,326.26/toz, yang masing-masing merupakan Fibonacci retracement sebesar 61.8% dan 38.2% dari gerakan sebelumnya.
US$1,260 juga merupakan breakout level yang lama jadi apabila emas ditutupi dibawahnya, harganya bisa anjlok secara signifikan. Akhirnya, koreksi baru dapat dianggap berakhir pada saat emas berhasil melampaui level tertinggi sebelumnya di US$1,430.95/toz.
Kesimpulan
“You have a choice between the natural stability of gold and the honesty and intelligence of the members of government.
And with all due respect to those gentlemen, I advise you, as long as the capitalist system lasts, vote for gold.”
-George Bernard Shaw-
Apakah emas bisa turun di bawah US$1,300/toz? Apapun dapat terjadi, tetapi logam mulia ini sudah mulai dipandang murah belakangan ini oleh berbagai pelaku pasar.
Satu hal yang selalu perlu diingat adalah bahwa secara fundamental tidak banyak yang berubah. Dengan demikian jangan heran jika dolar AS kedepan kembali melemah dan emas melejit lagi.
Perjalanan bull market ini memang masih saaaaangat panjaaaaang.
Selamat berinvestasi di pasar emas dan semoga sukses selalu!
No comments:
Post a Comment