Menilai IPO Krakatau Steel » Nofie Iman
Proses penawaran perdana saham (initial public offering/IPO) Krakatau Steel (KS) belakangan ini memang menarik perhatian. Celakanya, banyak isu dilempar yang justru membuat masyarakat awam menjadi makin bingung. Lebih parah lagi, sejumlah politisi ikut-ikutan turun ke lapangan memberikan komentar yang sebenarnya justru cenderung misleading.
Krakatau Steel (KS), dilihat dari sejarahnya, memang sudah kelabu. Ia didirikan dengan teknologi kuno namun investasi yang dikeluarkan sangat tinggi. Seharusnya KS tidak bisa survive sampai sejauh ini, namun karena diberi hak monopoli, ia bisa menjadi gemuk seperti sekarang. Kini, KS butuh dana untuk ekspansi usaha. Seperti apa sih situasi IPO KS sesungguhnya?
Pricing & Valuation
Krakatau Steel (KS) sebenarnya hidup di lingkungan bisnis yang sulit karena selain harga iron ore dipatok pasar internasional, KS juga dihantam banyak pesaing. Membuat valuasi KS tidak bisa dilakukan dengan menggunakan metode discounted cash flow (DCF), karena sangat sulit memprediksi cashflow 5 tahun ke depan. Produk KS adalah produk yang sangat rentan dengan perubahan harga di pasar internasional. Jadi, valuasi yang lebih reasonable adalah dengan pendekatan asset-based dan market value.
Kalau ditarik 5 tahun ke belakang, return on equity (ROE) Krakatau Steel (KS) tak lebih dari 5%. Jauh di bawah return deposito atau obligasi pemerintah yang risk free. Saat ini, book value KS sebelum IPO sekitar Rp 6,63 triliun atau sekitar Rp 416/saham. Setelah IPO penambahannya sekitar Rp 200/saham. Jadi harga Rp 850/saham itu sekitar 1,37 dari book value. Dengan penambahan kapital sebanyak itu, ROE forward KS cuma kisaran 12%.
Setelah IPO nanti, enterprise value KS menjadi Rp 19-20 triliun. Itu dengan catatan bahwa seluruh rencana corporate action (ekspansi usaha, restrukturisasi utang, capital expenditure, dll) benar-benar dilaksanakan sesuai rencana. Dengan jumlah outstanding shares 16 juta lembar, maka jatuh harga wajar Rp 1250. Harga tersebut baru akan terealisasi setelah corporate action dijalankan tahun depan. Dus, saat ini seharusnya kita minta diskon sekitar 30% karena ada risiko eksekusi tersebut tidak berjalan sesuai rencana. Atas dasar itu, maka harga wajar KS jatuh di kisaran Rp 700/lembar.
Dari segi harga, KS di Rp 850/saham, tentu saja bisa dibilang agak mahal. Dari hitungan di atas, Rp 850/saham sudah 1,2 kali dari book value-nya. Posco cuma 1,2 kali book value. Arcelor Mittal cuma 0,9x book value. Masa iya KS minta di atas itu? Kalaupun benar akan dilepas di harga Rp 850, barangkali harganya hanya akan bertahan sekitar 1-2 bulan saja, lalu turun ke angka Rp 600. Kalau tembus di level itu, barulah KS bisa dilirik untuk disimpan sampai 2-3 tahun ke depan.
KS memang butuh berekspansi dan memerlukan dana setidaknya US$ 250 juta. Lucunya, tidak banyak bank di negeri ini yang sepertinya mau memberi pinjaman pada KS, padahal aset (collateral) KS sangat besar. Bahkan PLN yang terus merugi saja masih bisa mencari pendanaan lewat obligasi. Sejauh yang saya tahu, Schroders dan Fortis (keduanya big fund) tidak berminat dengan KS.
Penjatahan
Bangsa ini memang bangsa yang kerdil. Apa-apa diributkan. Kita gampang sekali curiga terhadap sesuatu hal. Tapi begitu ketahuan terjadi fraud, malah diselesaikan secara “adat” di luar peradilan. Mustinya mindset kita dibalik. Keep positive thinking supaya energi kita tidak habis. Tapi ketika kita menemukan kesalahan, maka selesaikan menurut aturan hukum yang tegas, jelas, dan tidak pilih kasih.
Terkait dengan IPO Krakatau Steel, sejumlah politisi berkoar di media mengatakan bahwa Rp 850 terlalu murah. Mereka asal “njeplak” ngomong dengan membawa isu nasionalisme dan jargon “kerugian negara” tanpa tahu substansi yang sesungguhnya. Pasar modal adalah bertemunya supply dan demand hingga terjadi harga yang setimbang.
Asumsi setelah IPO saham KS ada di atas Rp 850, maka pemerintah jelas untung karena sisa saham sebesar 80% masih digenggam. Kalau nanti ingin melepas lagi sahamnya, pemerintah juga masih bisa mendapatkan dana yang lebih besar dengan mematok harga yang lebih tinggi dari harga IPO.
Asumsi setelah IPO saham KS jatuh di bawah Rp 850, maka pemerintah juga sebenarnya untung karena sudah mendapatkan dana segar di muka. Masalahnya tinggal bagaimana manajemen KS memanfaatkan dana tersebut untuk ekspansi usahanya.
Kalau memang mau mengutak-atik masalah penjatahan yang mungkin terkesan kurang adil, mengapa tidak meminta Bapepam untuk memeriksa penjamin emisi (underwriter) untuk membuka secara transparan bagaimana proses penjatahan dilakukan. Andaikata prosedur yang dilakukan underwriter ternyata memang sudah sejalan dengan undang-undang, maka tak ada yang perlu dipermasalahkan bukan?
Sudah banyak IPO terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan hampir selalu oversubscribed. Dari segi penjatahannya sendiri, underwriter pasti akan cenderung memprioritaskan nasabahnya sendiri ketimbang nasabah sekuritas lain. Dalam hal ini Jamsostek cuma dapat penjatahan Rp 100 milyar dari total nilai IPO sebesar Rp 13 triliun. Walaupun terkesan lebay, sesungguhnya masalah allotment ini tidaklah terlalu penting. Penjatahan hanya akan berpengaruh paling lama 1-2 minggu pertama perdagangan saja.
Sebaliknya, bagi investor ritel, memesan jatah saham (bookbuilding) itu berisiko tinggi, terlebih bila di harga tinggi. Asumsi Anda memesan 100 lot saham KS di harga atas (Rp 1200) dan Anda mendapatkan semuanya. Ternyata setelah diperdagangkan, saham KS turun drastis. Kalau tak punya backup modal yang kuat dan hanya berniat untuk trading (making money fast), Anda akan dipaksa untuk menjual (force sell) demi menutup pembelian saham KS. Kalau para trader dipaksa menjual portofolionya di saham-saham lain secara serentak, dijamin akan terjadi crash besar-besaran. Ingat kasus IPO INCO tahun 1990 lalu. Tidak semua saham IPO akan naik di hari pertama.
Penutup
Saya sendiri cenderung tidak ingin membesarkan isu IPO Krakatau Steel ini. Lebih baik mari sama-sama kita dukung IPO KS. Jangan bikin rakyat tambah bingung dengan jargon dan opini yang tendensius. Toh kalau hajatan IPO ini sukses, kita semua diuntungkan. Makin banyak emiten yang melantai di bursa, maka pilihan investor juga makin banyak dan mendorong lebih banyak investor lagi untuk ikut nimbrung. Go public sendiri mendorong keterbukaan dan good corporate governance dari perusahaan tersebut. Mau tidak mau, KS harus bisa memperbaiki corporate culture yang selama ini terkenal jelek.
Bagi Anda para investor yang tak dapat jatah, santai saja. Masih ada saham-saham lain yang lebih menggiurkan. Kalaupun Anda masih ngebet dengan KS, bisa jadi ia nanti ditawarkan di pasar sekunder dengan harga yang lebih murah. Toh, kalau sudah rejeki juga tak akan lari kemana. Mari kita tunggu sama-sama apa yang akan terjadi 10 November 2010 nanti.
No comments:
Post a Comment