Radang Usus Buntu, kadang ada yang tiba tiba « Aderusliana's On Line
Tidak semua usus buntu bermasalah. Hanya bila terjadi sumbatan di sana, usus buntu meradang.
Seringkali tanpa keluhan dan gejala yang nyata, lalu tiba-tiba saja jadi bermasalah. Mungkin terlambat ditangani, dan ujung-ujungnya berpotensi membahayakan nyawa.
Kasus yang terjadi pada diri saya sendiri, pada hari Rabu 10 Oktober 2007 3 hari menjelang lebaran 1428H, pada waktu itu saya siap beramngkat mudik ke cihami, namun pada saat akan berangkat ada yang terasa melilit seperti masuk angin atau sakit perut di bagian perut. Saya coba ke wc, namun tidak ada perubahan. Saya coba terlentang dan tertidur, bangun tidur malah tambah sakit. Saya dibopong istri saya ke bidan pengobatan yang memang sudah biasa menerima pengobatan, namun ke esokan harinya tetap saja sakit. Hari Kamis pagi makin menjadi, saya periksakan ke RS Bunut, hasilnya positif tipes. Saya minta dirawat di rumah saja dan saya janji akan istirahat total (tidur).
Hari Jumat pagi perut bagian bawah sakit sekali sehingga saya sampai pingsan menahan sakitnya. Kemudian saya dilarikan ke RS Hermina oleh istri atas bantuan tetangga. Rasa nyeri hilang dan saya sementara dinyatakan usus buntu. Agar lebih yakin koling Dr Fuji, menurut beliau positif usus buntu dan direkomendasikan konsul ke Dr Bedah (Bilven). Hasilnya, langsung puasa 4 jam kemudian di operasi.
Ternyata usus buntu yang saya alami telah pecah dan radang sejak lama. Hal yang berbeda dengan biasanya adalah saya tidak perasakan adanya atnda tanda itu, bahkan ketika akan di operasi, saya masih mampu mengangkat kaki kanan tinggi tinggi. setelah saya ingat ingat kembali, memang suka ada sedikit sakit (nyeletit) sebentar di bagian perut kanan bawah.
Mengapa Radang?
Dulu orang mengira radang usus buntu muncul bila sering makan cabai bersama bijinya atau jambu klutuk beserta bijinya.
Biji cabai dan biji jambu yang masuk ke usus buntu dianggap penyebabnya. Namun, fakta medisnya ternyata bukanlah itu.
Usus buntu itu bagaikan umbai cacing di pojokan usus besar, tempat tinja menumpuk. Tak jelas apa fungsinya. Diduga itu bagian tubuh yang sudah rudimenter (tersisa karena tak berguna). Tidak punah, tetapi tetap hadir, dan justru berpotensi menimbulkan masalah.
Masalah pada usus buntu timbul bila dia meradang. Normalnya usus seujung kelingking bayi ini tidak dimasuki oleh apa pun. Tidak pula oleh tinja. Namun, sewaktu-waktu, dengan penyebab yang tak selalu jelas, dia bisa juga mendadak meradang. Ada sedikitnya lima penyebab kenapa usus buntu mendadak jadi meradang. Tak ubahnya kelenjar amandel (tonsil di rongga mulut), usus buntu juga berisi kelenjar limfoid yang sama, bagian dari pertahanan tubuh mengenyahkan serangan ketika bibit penyakit datang. Kelenjar limfoid usus buntu akan membengkak bila meradang.
Kita tahu, dalam tinja dan usus, normalnya bisa saja dicemari oleh bibit penyakit. Kuman usus Escherichia coli paling sering jadi biang keladinya. Bila kuman usus ini tersasar memasuki usus buntu, disana infeksi lalu bersarang, dan usus buntu pun meradang.
Sama halnya dengan kelenjar tonsil di mulut, usus buntu pun jadi meradang lalu membengkak. Yang seperti ini yang paling sering terjadi.
Adanya tinja yang tersasar (faecolith) merupakan penyebab lain kenapa usus buntu meradang. Entah kenapa bisa terjadi. Mungkin tinja yang sudah mengeras tertahan kelewat lama di usus besar, sehingga punya kesempatan untuk tersasar, mungkin oleh gaya beratnya sendiri.
Peranan biji-bijian dalam tinja (yang sering tak tercerna), menimbulkan anggapan seolah hanya itu penyebab usus buntu meradang. Tinja yang kotor dan berkuman yang tersasar ke sana dianggap merupakan “benda asing” dan menimbulkan peradangan juga.
Penyebab lainnya adaiah bila ada “benda asing” selain tinja. Cacing misalnya. Cacing yang beternak di usus besar bisa tersasar memasuki usus buntu juga, dan usus buntu kemudian meradang.
Hal lainnya, kemungkinan sebelumnya usus buntu pernah meradang oleh penyebab yang berbeda, dan kemudian terjadi kerusakan jaringan (fibrosis) pada usus buntu. Jepitan atau pelintiran pada usus buntu sewaktu meradang, berakibat aliran cairan limfe dan darah tidak sempurna, sehingga usus buntu rusak, dan mungkin membusuk.
Bila usus buntu meradang, aliran limfe lalu terhambat. Awalnya pembuluh darah balik vena usus buntu saja yang tersumbat akibat usus buntu membengkak. Lama lama aliran darah pembuluh nadi arteri ikut tersumbat juga. Usus buntu yang terinfeksi kuman, lalu membengkak, cairan limfe dan darah yang mengalir kesana tersumbat, merupakan gambaran khas suatu peradangan usus buntu.
Hadirnya kuman dalam proses peradangan itu yang kemudian memproduksi nanah dalam usus buntu menyerupai bisul. Bila darah sudah tidak mengalir lagi ke dalam usus buntu, usus buntu akan membusuk (gangren) karena sudah tak mendapatkan makanan lagi.
Usus buntu yang bernanah dan membusuk yang kemudian bisa pecah, dan nanah tumpah mengisi rongga perut menimbulkan kondisi peritonitis atau radang rongga perut itu. Kondisi ini yang menimbulkan keadaan darurat perut (acute abdoment) dan perlu tindakan segera. Keadaan seperti begini yang dihadapi Tuan Ben, ketika itu.
Keluhan dan Gejala
Serangan peradangan usus buntu tidak selalu khas sebagaimana lazimnya. Yang khas, diawali dengan tidak enak perut, biasanya rasa tak enak perut di sekitar pusar.
Pada saat yang sama muncul demam ringan, disertai mual dan muntah-muntah. Mungkin diare, ada pula yang malah sembelit. Namun, yang pasti, nyeri tidak enak perut berlanjut, kendati sudah diredakan dengan obat.
Nyeri berkembang dari sekitar pusar, kemudian menyebar sampai ke perut kanan bawah. Tergantung posisi usus buntunya terhadap usus besar, rasa nyeri dan keluhan tak enak perut tidak selalu khas.
Apabila ujung usus buntu menyentuh saluran kencing ureter, nyerinya akan sama dengan sensasi nyeri kolik saluran kemih, dan mungkin ada gangguan berkemih. Bila posisi usus buntunya ke belakang, rasa nyeri muncul pada pemeriksaan tusuk dubur atau tusuk vagina. Pada posisi usus buntu yang lain, rasa nyeri mungkin tidak spesifik begitu.
Pada kasus peradangan usus buntu yang spesifik, akan muncul nyeri tekan pada perut kanan bawah. Nyeri semakin memberat dari jam ke jam. Selain nyeri bila ditekan, nyeri juga muncul bila setelah ditekan lalu segera dilepas (nyeri lepas). Nyeri yang sama pada perut kanan bawah akan timbul bila ditekan pada perut kiri bawah. Selain itu otot-otot dinding perut teraba menegang.
Pasien umumnya berbaring dengan tungkai kanan lebih ditekuk, dilakukan tanpa sadar untuk lebih mengendurkan otot dinding perut agar tidak menekan usus buntunya yang meradang. Nyeri perut yang semula tak begitu jelas, kemudian berangsur-angsur berubah menjadi nyeri tajam dan berlangsung terus menerus.
Bila dilakukan pemeriksaan, dengan perasat tungkai kanan dan paha ditekuk kuat, atau tungkai kanan diangkat tinggi-tinggi, nyeri di perut akan dimunculkan. Kecurigaan adanya peradangan usus buntu semakin bertambah bila pemeriksaan dubur dan atau vagina menimbulkan rasa nyeri juga. Suhu dubur (rectal) yang lebih tinggi dari suhu ketiak (axilla), lebih menunjang lagi adanya radang usus buntu.
Pemeriksaan laboratorium darah menunjukkan hitung darah putih yang meninggi (leucocytosis), dengan pergeseran jenis sel darah putih berbalik ke arah kiri. Hitung sel darah putih akan bertambah tinggi lagi bila usus buntu sudah pecah (perforasi).
(referensi : keluargasehat.com)
No comments:
Post a Comment