Kronis, Usus Buntu Menipu .:. Nyeri di Ulu Hati Jadi Mirip Sakit Mag
MAKAN cabai beserta isi sering dihubungkan dengan usus buntu. Tak hanya itu, isi tomat dan jambu biji disebut-sebut sering nyasar ke usus buntu. Hal tersebut tak sepenuhnya benar. Setidaknya, itulah yang dikatakan oleh dr J. Iswanto SpBD.
Menurut spesialis bedah digestif RSU dr Soetomo, Surabaya, tersebut, usus buntu sebenarnya merupakan radang akibat penumpukan kotoran dalam apendiks (umbai cacing). "Semua sari makanan berpotensi menyumbat usus buntu sehingga mengakibatkan peradangan. Jadi, tidak benar kalau isi jambu biji dan cabai mengakibatkan radang usus buntu," ujar Iswanto.
Umbai cacing berupa saluran kecil di daerah penghubung usus halus dan usus besar. Karena berujung buntu, tak salah bila bagian usus itu disebut usus buntu. Usus tersebut berlokasi di pojok perut kanan bawah. Layaknya saluran usus lain, umbai cacing berongga dan berotot. Ketika sisa makanan digelontor dari usus halus ke usus besar, kadang-kadang ada yang terperangkap dalam umbai cacing.
Penyumbatan itulah yang menjadi media bakteri untuk berkembang biak. Apalagi, tinja sangat mungkin tercemari bakteri Escherichia coli. Kuman tersebut sering mengakibatkan infeksi usus buntu. "Kotoran dalam umbai cacing bisa dianggap benda asing sehingga menimbulkan radang," ungkapnya. Peradangan itulah yang menimbulkan efek nyeri perut kanan bawah.
Ada kala gerakan otot umbai cacing berhasil membebaskan sebagian kotoran yang terperangkap. Radang pun mereda. Umumnya, pada kondisi itu nyeri tak terlalu berat dan kumat-kumatan. "Kondisi tersebut tergolong usus buntu kronis, bahkan sering dikira sakit mag," terangnya.
Namun, kebanyakan kotoran yang tidak bisa terbuang akan menimbulkan radang hebat. "Kondisi tersebut mengakibatkan usus buntu bengkak. Bahkan, radang menyebar ke organ sekitar," jelas alumnus FK Unair itu.
Bila diabaikan, usus buntu bengkak yang sering berisi nanah tersebut bisa-bisa pecah. Usus buntu yang meradang harus secepatnya dioperasi. Nah, kalau usus buntu telanjur pecah, dokter harus membuka lebar-lebar rongga perut. Hal tersebut diperlukan untuk membersihkan semua organ dan usus yang terkena nanah. "Kalau tidak dibersihkan, sangat mungkin terjadi infeksi sekunder pascaoperasi," tegasnya. Penanganan yang kurang cepat dan tepat, papar dia, mengakibatkan risiko infeksi lebih parah dan berujung pada kematian.
No comments:
Post a Comment