Instagram

Translate

Sunday, July 26, 2009

Barrack Obama, Prof. Henry Louis Gates, Sgt. James Crowley

I think the Gates vs Crowley case is very interesting. I think, Obama's comment has been a racial progress. Prejudice is not only American problem, it is ours. WE need to work hard to fight against discrimination.I use my native languange to make the good message from the case can be spread out here. May Peace be always in this earth!

          Terkait dengan komentarnya yang dituduh menimbulkan polemik rasis di kalangan masyarakat Amerika Serikat,  Presiden AS Serikat Barrack Obama mengatakan, dia sama sekali tidak bermaksud memperkeruh suasana. Berita penangkapan Prof. Henry Louis Gates oleh Sersan James Crowley dari Kepolisian Cambridge, menjadi sorotan media karena penangkapan tersebut diduga bermuatan rasis. Pasalnya, sang profesor berkulit hitam, sedangkan polisi yang menangkap berkulit putih. Kasus tersebut semakin memanas saat Jumat lalu Obama mengatakan, tindakan Sersan Crowley sangat bodoh. Tidak dapat disangkal, komentar Obama ini mendapat kritik keras dari sejumlah masyarakat AS. 

Presiden Asosiasi Polisi Cambridge Dennis O'Connor mengeluhkan komentar Obama yang telah memperkeruh suasana. Sebagai seorang presiden, kata O'connor, Obama seharusnya bertindak bijaksana. O'Connor menjelaskan, penangkapan Gates sudah memenuhi prosedur yang berlaku, dan  sama sekali tidak didasarkan atas prasangka rasis. "Sama sekali tidak ada faktor rasis dalam penangkapan itu," kata O'Connor seperti dikutip AP, Minggu (26/7).  Menurutnya, insiden penangkapan itu terjadi setelah Kepolisian Cambridge menerima telepon dari seorang masyarakat melihat seorang pria yang memasuki rumah dengan mencurigakan. Penelepon menduga pria tersebut akan melakukan aksi perampokan. Sesuai dengan prosedur yang ada, petugas pun dikirimkan ke lokasi yang terkait.  Saat petugas datang ke tempat yang dituju, Gates yang terlihat sedang mencongkel pintu, langsung ditangkap. Profesor asal Harvard University yang juga teman Obama tersebut, tidak terima atas perlakuan Sersan Crowley yang saat penangkapan juga diitemani petugas polisi kulit hitam bernama Sersan Leon Lashley.

Setelah Gates menjelaskan bahwa rumah yang dimasukinya itu adalah miliknya sendiri, polisi pun membebaskannya. Akan tetapi, Gates tetap tidak terima  perlakuan itu dan menuduh polisi menangkapnya karena dia berkulit hitam.  Apalagi, Obama pun ikut  mengomentari peristiwa tersebut dengan mengatakan, tindakan aparat Kepolisian Cambridge tersebut sangat bodoh.
Tidak terima dengan  pernyataan Obama, Presiden Asosiasi Polisi Cambridge meminta Obama meminta maaf kepada publik atas pernyataannya yang telah memperkeruh suasana. Meskipun tidak meminta maaf, Obama mengakui dia telah ceroboh memilih kata-kata.

Dijelaskannya, dia sama sekali tidak bermaksud untuk memperkeruh suasana. Untuk menjernihkan permasalahan, Obama pun segera menelepon Sersan Crowley dan Peofesor Gates. Bahkan, untuk mendinginkan susana, dia telah mengundang Kepolisian Cambridge dan Prof Henry Louis Gates untuk minum bir bersama di Gedung Putih. Baik Gates dan Crowley telah menerima undangan tersebut dan akan hadir dalam acara minum bir bersama di Gedung Putih, yang jadwalnya belum ditentukan itu.
Sementara itu, Obama menyebutkan, dia sama sekali tidak menyesal atas ucapannya itu karena momen tersebut menjadi pelajaran yang berguna bagi masyarakat AS yang multikultural agar lebih arif dan toleran dalam melihat suatu permasalahan. "Saya akui, saya salah memilih kata-kata. Sama sekali tidak ada maksud saya untuk memperbesar kejadian tersebut," kata Obama. Dalam hal ini kata Obama, baik polisi maupun Prof. Gates telah bertindak berlebihan.


Atas peristiwa tersebut, Obama juga mengingatkan,  Amerika sebenarnya tidak bebas dari praduga rasis. Oleh karena itu, kata Obama, kejadian tersebut diharapkan jadi pelajaran berharga bagi semua masyarakat AS, untuk menghilangkan diskriminasi dari bumi Amerika. "Tidak dapat dimungkiri, prasangka rasis memang masih eksis di Amerika. Dan, ini memang sangat sensitif," katanya Oleh karena itu, kata Obama, selama ini salah satu tujuan hidupnya adalah membebaskan Amerika dari diskriminasi. "Saya ingin Amerika menjadi negara yang bebas dari tindakan diskriminatif," ujarnya. Tentu bukan harapan Obama saja, tetapi harapan semua orang di Planet Bumi ini, agar dunia benar-benar bebas dari prasangka suku, agama, preferensi seksual, warna kulit dan tindakan diskriminatif lainnya. (Icha)

No comments:

Post a Comment