Translate
Friday, February 08, 2008
international students are exploited
Kompas.Com
Sektor pendidikan Australia menjadi bisnis jasa terbesar di negeri itu, bahkan menggeser posisi pariwisata sebagai penghasil devisa lebih tinggi.
Namun prestasi ini harus dibayar oleh ratusan ribu mahasiswa asing yang berharap mendapat limpahan ilmu dari para profesor negeri itu. Mereka inilah yang menjadi sapi perah dan objek eksploitasi industri pendidikan Australia.
Kesimpulan itu adalah hasil studi tim Universitas Monash dan Universitas Melbourne terhadap 200 orang responden mahasiswa asing di sembilan universitas di seluruh Australia. Hasil studi itu dilaporkan suratkabar The Australian dalam suplemen pendidikan tingginya hari Rabu (7/2).
The Australian menyebutkan, sekitar 70 persen mahasiswa asing itu bekerja di sela-sela waktu kuliah mereka. Bahkan ada yang bekerja melebihi batas 20 jam kerja yang diizinkan pemerintah Australia namun mereka dibayar jauh di bawah UMR yang berlaku, yakni antara tujuh dolar dan 15 dolar per jam.
Padahal, sesuai dengan aturan UMR di Australia, seorang pelayan restoran misalnya berhak atas bayaran per jam sebesar 16,08 dolar, sedangkan penjaga toko dibayar 17,97 dolar Australia per jam.
Di antara 450.000 mahasiswa asing yang kini belajar di Australia, lebih dari 16.000 di antaranya asal Indonesia. Sebanyak 15.000 orang membiayai sendiri kuliah dan ongkos hidup mereka selama masa studi, sedangkan sisanya berharap dari beasiswa
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment