Translate
Friday, December 08, 2006
Kunjungan George Bush (Bush's Visit 2006)
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/112006/21/0101.htm
AS Tawarkan Bantuan untuk Pemberantasan Korupsi
Kontrak Natuna tak Dibahas
BOGOR, (PR).-
Presiden AS George W. Bush membantah kedatangannya ke Indonesia untuk membahas kepentingan AS menyangkut eksplorasi migas di Natuna oleh Exxon. Baik Bush maupun Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, hal itu tidak ada dalam agenda pembicaraan di antara mereka.
PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden AS George W. Bush bersama-sama menyampaikan pernyataan pers di Istana Bogor, Senin (20/11). Indonesia dan AS sepakat untuk terus meningkatkan hubungan bilateral di berbagai bidang, di antaranya pendidikan, kesehatan, perdagangan, dan energi.*HUMINCA/"PR"
Pernyataan Bush tersebut, menjawab pertanyaan salah seorang wartawan Indonesia, pada acara jumpa pers bersama usai kedua kepala negara melakukan pembicaraan di Istana Bogor, Senin (20/11).
"Saya tidak perlu menjawabnya, karena hal itu tidak ada dalam agenda pembahasan," tutur Bush.
Jawaban Bush ditimpali Susilo Bambang Yudhoyono, yang menegaskan masalah Natuna dan Exxon tidak dibicarakan dalam pertemuan tersebut. "Mengenai kerja sama energi, pemerintah AS sepakat akan membantu teknologi bagi pengembangan bio fuel," ujar SBY.
Masalah kontrak kekayaan gas alam di Pulau Natuna yang saat ini dikuasai perusahaan asal AS, Exxon, menjadi perhatian penting di berbagai kalangan di Indonesia, menjelang kedatangan Bush.
Ketua DPP PAN Hakam Naja mengingatkan pemerintah agar tidak main-main dengan kontrak kekayaan gas alam di Natuna, dan kalangan DPR siap mengambil langkah politis yang keras apabila negosiasi tentang hal itu merugikan rakyat. "Dulu ketika Bush datang ke Bali, Blok Cepu terlepas dan sekarang Bush ke Bogor jelas ingin menguasai Natuna," katanya.
Menurut dia, Exxon, perusahaan multinasional di bidang pertambangan milik AS, telah mengantongi kontrak karya untuk mengeksplorasi migas di Natuna sejak 1985 dan kontrak itu akan segera berakhir pada 2007. Blok Alfa di Natuna memiliki kandungan gas hingga 46 triliun kaki kubik. Selama masa kontrak karya tersebut, Indonesia hanya mendapatkan devisa dari pembayaran pajak, yang jumlahnya sangat kecil, dan bukan bagi hasil eksplorasi. "Mereka (exxon) yang selama ini menguasai, biasanya akan memperpanjang terus penguasaan atas ladang-ladang gas itu. Exxon juga terus menunggu naiknya harga gas dan ketika harga tinggi, baru mereka eksplorasi secara besar-besaran," katanya.
Pemberantasan korupsi
Bush menegaskan sikap pemerintahnya, dalam mendukung reformasi dan pemberantasan korupsi di Indonesia. Untuk itu, Bush menawarkan paket bantuan intensif kepada pemerintah Indonesia, guna membantu upaya pemberantasan korupsi.
Presiden Bush mengatakan, reformasi dan pemberantasan KKN akan membuat Indonesia semakin kuat. "Kami menawarkan bantuan intensif, karena kami percaya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sungguh-sungguh punya kemauan kuat untuk memberantas korupsi," ujar Bush, yang tak menyebut jumlah bantuan yang ditawarkan kepada pemerintah Indonesia.
Kedua kepala negara juga telah mencapai kesepakatan dalam hal kerja sama bilateral, seperti masalah pendidikan, kesehatan, militer, pengembangan energi alternatif, dan masalah penanganan bencana alam.
Pembicaraan Bush dengan SBY juga ternyata tak sebatas pada masalah-masalah soft power. Mereka juga membahas tentang perkembangan kondisi regional menyangkut keamanan di semenanjung Korea, Palestina, dan Irak. Kedua kepala negara juga sepakat untuk terus memberantas terorisme.
Dalam pernyataan bersama yang dibagikan kepada pers, Presiden Bush menyampaikan rasa terima kasihnya karena Indonesia telah berhasil membongkar insiden di Timika, yang mengakibatkan tewasnya warga negara AS.
Sedangkan Presiden SBY menyatakan kembali terima kasihnya atas bantuan AS dalam menanggulangi dampak negatif gelombang tsunami yang melanda Aceh dan Nias pada 26 Desember 2004, serta gempa bumi di Yogyakarta dan sebagian wilayah Jawa Tengah pada tahun 2006.
Irak jadi perhatian
Menyinggung masalah regional semenanjung Korea, Irak, dan Palestina, kedua kepala negara sepakat untuk mencari solusi terbaik. "Kami sepakat mencari solusi terbaik terhadap berbagai masalah di sejumlah kawasan," kata Yudhoyono.
Masakah Irak kembali mencuat saat Bush bertemu dengan sembilan tokoh masyarakat. Sebagian besar, tokoh tersebut menyarankan kepada Bush agar memberikan solusi yang adil bagi kasus Irak. Kesembilan tokoh tersebut di antaranya Komarudin Hidayat (dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta), Kepala SMU Lab School Arif Rahman, pakar kesehatan Nila Muluk, dan Johanes Surya. Menurut Komarudin, radikalisme yang ada di Indonesia dan sejumlah negara lainnya merupakan salah satu bentuk eskalasi konflik di Timur Tengah. "Radikalisme tidak akan berakhir tanpa ada solusi yang adil dan tidak memihak," tuturnya.
Lebih cepat
Bush tiba di Bogor setengah jam lebih cepat dari rencana semula. Helikopter babychinook yang membawa Bush dari Halim Perdanakusuma, mendarat di helipad yang berada di Stadion Pajajaran, bukan di Kebun Raya Bogor.
Dalam acara itu Bush ditemani oleh istrinya, Laura Bush, Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice, Dubes AS untuk Indonesia Lynn Pascoe.
Sebelumnya, Bush dan rombongan tiba dengan Pesawat Kenegaraan Air Force One, sekitar pukul 15.30 WIB di Halim Perdanakusuma Jakarta Timur. Dubes AS untuk Indonesia, Lynn B.Pascoe tampak hadir di antara pejabat Kedubes AS yang menjemput. Pejabat Indonesia yang menyambut kedatangan Bush antara lain Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu. Usai melakukan jumpa pers bersama Susilo Bambang Yudhoyono, rombongan melihat peragaan pendidikan ilmu pengetahuan oleh 26 murid SD Papandayan 1 Bogor.
Bush dan rimbongan meninggalkan Istana Bogor sekira pukul 21.30 WIB, menuju GOR Pajajaran Bogor, yang selanjutnya akan menumpang helikopter Marine One yang akan membawanya ke Halim Perdanakusumah Jakarta. Iring-iringan Bush tiba di GOR Pajajaran sekitar pukul 22.00 WIB. Namun, pada saat kedatangan orang nomor satu di AS itu, seluruh lampu di GOR Pajajaran dimatikan.
Tak lama kemudian, tiba-tiba terdengar deru mesin helikopter menggelegar dari dalam GOR Pajajaran. Helikopter "Marine One" tersebut, dikawal 4 helikopter yakni jenis Chinook dan Black Hawk.
Tepat pukul 22.33 WIB, Bush dan rombongan tinggal landas meninggalkan Bandara Halim Perdanakusumah dengan mengunakan pesawat Air Force One.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment