Instagram

Translate

Tuesday, June 07, 2011

Who is Yingluck Shinawatra?


Apakah Dinasti Shinawatra masih akan berjaya pada pemilu 3 Juli 2011?

MENJELANG pemilu Thailand pada 3 Juli mendatang, perlawanan kelompok oposisi kaus merah terhadap pemerintah  semakin menguat. Mayoritas kaum anti-pemerintah itu tinggal di Thailand utara. Berdasarkan pengamatan jurnalis Reuters Jason Szep dan Ambika Ahuja, Selasa (7/6), tanda-tanda dukungan terhadap partai oposisi Puea Thai  itu terlihat
jelas di sejumlah provinsi di Thailand utara itu, seperti Udon Thani dan Khon Kaen yang terdiri dari 320 kelurahan itu. Semua warga di sana sudah mendeklarasikan kampung mereka masing-masing sebagai "Kampung Kaus Merah untuk Demokrasi". Di setiap kampung pun diberi tanda bertuliskan "Kampung Kaus Merah untuk Demokrasi". Selain itu, jalan-jalan setempat dihiasi sejumlah spanduk dan bendera merah yang menunjukkan kecintaan mereka terhadap partai Puea Thai yang kini dipimpin adik Thaksin Sinawatra itu. Yah, kelompok kaus merah memang dikenal sebagai loyalis Thaksin.  "Kami memang kalah pada pemilu lalu, tetapi ini bukan berarti kami menyerah, kami akan terus berjuang untuk menang," ujar salah seorang warga pro-kaus merah di Udon Thani.

Meski saat ini Thaksin Shinawatra berada di Dubai, dia selalu memantau perkembangan politik di negara asalnya.  Dukungan warga Thailand kepadanya tidak pernah surut.
Pasalnya, selama kepemimpinan Thaksin 2001-2006, miliuner Thailand itu dikenal dengan kebijakan yang pro-rakyat miskin, seperti biaya berobat yang sangat murah, yaitu sekitar 30 bath (Rp 9.000). Selain itu, dia juga membuat kebijakan pinjaman dengan bunga rendah. Warga Thailand utara yang mayoritas miskin itu melihat Thaksin sebagai pahlawan mereka bukan teroris seperti yang dituduhkan pemerintah. Secara reguler, dengan bantuan teknologi internet, Thaksin secara reguler berdialog  dengan para pendukungnya.

Thaksin cukup puas dengan masih kuatnya dukungan kepadanya. Apalagi, kini adiknya menjadi calon PM Thailand, yang akan melanjutkan kebijakannya. Thaksin bahagia saat adik bungsunya Yingluck dipilih menjadi pemimpin Partai Puea Thai pada 16 Mei lalu. Wanita yang dianggap telegenik itu, yang kini menjadi oposisi utama Partai Demokrat pimpinan PM  Abhisit Vejjajiva.

Sejak terpilih sebagai Ketua Partai Puea Thai yang kini jadi rival Partai Demokrat pimpinan Abhisit Vejjajiva, Yingluck Shinawatra sudah menegaskan, akan meneruskan kebijakan mantan PM Thailand  Thaksin yang juga kakak kandungnya itu.
Dalam hal ini, kebijakannya akan fokus pada pembangunan ekonomi warga miskin yang memang masih jadi mayoritas di Thailand. Salah satunya, menetapkan biaya berobat per orang sebesar 30 bath (Rp 9.000).  

Dukungan terhadap kelompok kaus merah dan Partai Puea Thai bukan semata-mata karena alasan ekonomi, tetapi keadilan. Warga pro-kaus merah menganggap pemerintah petahana telah berbuat lalim kepada aktivis kaus merah. Ratusan aktivis  kaus merah sampai kini masih ditahan dengan tuduhan berbuat
onar pada kerusuhan yang terjada di Bangkok tahun lalu. Namun, di sisi lain, pemerintah petahana tidak menangkapi seorang pun dari kaus kuning (pro-pemerintah) yang jelas-jelas saat itu melakukan blokade dua bandara udara di Thailand. "Ini bukan urusan perut, tetapi keadilan sosial," ujar salah seorang warga kaus merah.
*****
Kepiawaian pimpinan partai oposisi Thailand Puea Thai Yingluck Shinawatra dalam berkomunikasi serta penampilan yang menawan membuat banyak warga kaus merah jatuh cinta padanya. Bahkan, mereka dengan terang-terangan menyatakan akan memilih Yingluck sebagai PM Thailand mendatang. Apalagi, dalam kampanye politiknya, wanita lulusan S2 Ilmu Politik Universitas Kansas, Amerika itu, berjanji akan meneruskan  kebijakan Thaksin yang peduli dengan kebutuhan warga miskin itu.

Meski tidak berpengalaman secara politik, keluwesannya dalam bergaul dengan kalangan warga miskin menyebabkan dia populer di Thailand utara. Bahkan, seeprti dilaporkan Reuters, Selasa (7/6), dia juga begitu piawai menggunakan dialek setempat, sehingga warga lokal merasa memiliki koneksi emosional dengan wanita berusia 43 tahun itu.
Bahkan, dengan terang-terangan warga di Thailand selatan mengatakan, akan membela Yingluck mati-matian jika nanti pada pemilu mendatang adik Thaksin itu dikadali oleh partai petahana. "Jika Yingluck memang kalah suara dari Abhisit, kami secara demokratis, akan terima itu. Akan tetapi, kalau hasil pemilu nanti dicurangi sehingga Yingluck kalah, kami akan marah besar dan akan melakukan perlawanan," ujar salah seorang warga yang mengaku penggemar Thaksin itu, yang di rumahnya memajang foto Thaksin dalam ukuran
sangat besar. Jauh lebih besar dari ukuran foto Raja Thailand yang juga ditempel di dinding rumahnya itu.
****
Bagi pemimpin partai Puea Thai Yingluck Shinawatra dan juga pimpinan partai petahana Abhisit Vejjajiva, Thailand utara akan menjadi  basis perolehan suara terpenting  pada pemilu 3 Juli mendatang. Pasalnya, populasi di daerah ini adalah yang terpadat dibandingkan dengan wilayah lainnya. Mayoritas warga Thailand utara ini, selain berprofesi
sebagai petani, mereka adalah supir taksi (pria) dan pekerja hiburan (wanita). Pada 3 juli mendatang, mereka akan memilih untuk menentukan siapa pemimpin Thailand pasca-kekacauan politik yang terjadi sejak Thaksin dikudeta 2006 lalu.  Dalam hal ini,  Yingluck tampaknya punya kesempatan lebih besar untuk memenangkan suara warga setempat.
Pasalnya, sudah lebih dari 320 kelurahan di Udon Thani dan Khon Kaen mendeklarasikan sebagai loyalis Thaksin dan pendukung kaus merah.

Berdasarkan data terbaru seperti dilansir AP, Selasa (7/6), kesenjangan antara kaum kaya dan miskin di Thailand  masih cukup tinggi. Mayoritas kekayaan negara gajah putih itu masih  dikuasai kaum kaya. Dalam hal ini, 20 persen kelompok kaya Thailand menguasai lebih dari  55 persen total kekayaan negara gajah putih itu. Tidak heran, isu ekonomi dalam pemilu Thailand 3 Juli mendatang, bukan hanya bagi pemimpin partai oposisi Yingluck Shinawatra, tetapi juga partai petahana pimpinan  PM Abhisit Vejjajiva. (Huminca)****



No comments:

Post a Comment