Impacted Wisdom Tooth (Impaksi Molar 3, si gigi bungsu yang bermasalah) « catatan kecil
Berdasarkan hasil penelusuran di internet, Impacted Wisdom Tooth adalah gagalnya gigi molar 3 untuk muncul sepenuhnya pada tempatnya. Kegagalannya mungkin disebabkan oleh tidak cukupnya ruang pada rahang untuk menampung molar 3 tersebut, atau disebabkan angulasi gigi yang salah (kasusku apa ya???). Tipe yang paling sering muncul pada impaksi ini adalah tipe mesial (mesioangular), dimana gigi molar 3 mengarah ke depan (arah depan mulut). Kalau yang ini kasusnya Ayu 4 tahun lalu. Tipe impaksi lainnya berdasarkan frekuensi kemunculan adalah tipe vertikal, horizontal dan distal.
p_mesial_impaction
p_horizontal_impaction
p_distal_impaction
Ada juga dibagi menjadi tipe impaksi “bony” dan “soft tissue”. Yang “bony” giginya ga keluar sama sekali dari gusi, tertanam didalam. Sedangkan yang “soft tissue” sebagian udah keluar, tapi ‘mandeg’ alias ga keluar sempurna.
p_bony_impaction
p_soft_tissue_impaction
Gigi yang impaksi bisa saja tidak terasa sakit. Kita bahkan tidak menyadari adanya gigi yang impaksi. Akan tetapi, ketika gigi yang impaksi tersebut mencoba keluar, gusi akan bengkak. Ini yang menyebabkan rasa sakit. Rasa sakit bisa dirasakan disekitar gigi ataupun dirasakan di telinga pada sisi gigi yang impaksi. Partikel makanan dapat tersangkut dekat gusi yang bengkak dan menimbulkan infeksi yang disebut pericoronitis. Jika tidak diobati, maka infeksi dapat menyebar ke tenggorokan ataupun ke dalam leher (yang dikenal di THT sebagai Deep Neck Infection). Gigi yang impaksi bisa mendorong gigi di depannya, menyebabkan perubahan susunan gigi (yang dasarnya udah crowded, makin parah). Walaupun jarang, gigi yang impaksi bisa menimbulkan kista atau pertumbuhan lain pada rahang.
Gejalanya berupa gusi di bagian belakang bengkak, kesulitan membuka mulut (trismus), rasa tidak enak di mulut, sakit ketika membuka mulut, sakit ketika mengunyah atau menggigit dan adanya bau mulut.
Alasan mengapa beberapa molar 3 (gigi bungsu) mengalami impaksi tidak mudah untuk dijawab. Penyebab utamanya karena tidak cukupnya ruang pada rahang di belakang molar 2. Munculnya kekurangan ruang pada rahang tersebut tidak sepenuhnya dipahami. Namun sepertinya ada hubungan antara ukuran gigi yang besar dan crowded dengan kemunculan impaksi molar 3 (tapi ga selalu, buktinya gigi Ayu yang kecil-kecil, molar 3-nya tetap impaksi mesial lho…).
Ada sebuah teori tentang hubungan diet (pola makan) dengan terbentuknya ruang untuk menampung si gigi bungsu ini. Orang zaman dahulu dengan pola makan yang cenderung ‘keras’ dibandingkan dengan orang zaman sekarang dengan pola makan yang ‘lembut’. Makanan yang keras diyakini membantu perkembangan rahang untuk menyediakan ruang bagi molar 3 ketika waktu erupsi-nya tiba.
Pengobatan satu-satunya adalah dengan operasi untuk mengangkat gigi yang impaksi tersebut. Prosedurnya tidak sesederhana seperti mencabut gigi biasa. Dan yang mengerjakannya juga harus seorang spesialis Bedah Mulut. Mungkin dibutuhkan insisi yang cukup besar kalau yang terjadi adalah “bony impaction”, lalu dijahit. Perawatan paska operasi, pasien mungkin akan sedikit merasa ‘tersiksa’ dengan makanan lunak selama beberapa hari (ini ceritanya Ayu hehehehe). Mungkin akan merasa tidak enak makan, tidak enak tidur, apalagi berbicara.
No comments:
Post a Comment